Ahmad Moeslim

Berbagi tentang Ilmu pengetahuan Agama Islam dan Pengetahuan Umum

Thursday, May 18, 2017

Macam-macam sifat tercela yang harus dihindari


Assalamu’alaikum sobat
Banyak sekali sifat-sifat yang tercela yang harus kita hindari sob. Disini saya akan membahas beberapa saja sob. Kita tidak boleh sombong yaitu merasa dirinya lebih dari orang lain disertai lagak yang angkuh. Kalau hatinya merasa lebih dari orang lain akan tetapi jasmaninya sopan santun ini disebut kibir ini juga tidak boleh. Kita tidak boleh congkak, ingin diberi oleh sesama manusia melainkan dalam segala hal mengharapkan kemurahan Allah dan tidak boleh rakus terhadap harta dunia.
Kita tidak boleh mendahulukan atau mementingkan urusan dunia dan melalaikan urusann akhirat, mengumpulkan harta yang tidak dipergunakan untuk beribadah kepada Allah dan menahan harta dari haknya yakni enggan berzakat, sedekah dan sebagainya.
Kita tidak boleh buruk perangai atau berkata kasar, memutuskan hubungan dengan orang-orang mukmin. Sabda Nabi saw:


زُرْغَبًا تَزْدَدْ Ø­ُبًّا

“saling bersilaturahmilah kalian, tentu bertambah cinta” (HR. Al-Bazar)


Kita tidak boleh keras kepala, senang bertengkat dan berbantah-bantahan, senang bermusuhan, keras hati yakni tidak mau menerima nasihat orang lain walaupun nasihat itu benar., buruknya budi pekerti/akhlak dan sempitnya dada yakni tidak sabar.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata :
“barang siapa yang banyak susahnya, maka badanya sakit dan barang siapa yang kurang berhati-hati maka mati hatinya.”

Kita jangan membirakan orang lain berbuat salah padahal kita mampu menasihatinya, jangan suka menipu orang lain (berbohong) jangan memntingkan orang kaya dan melalaikan fakir miskin melainkan harus berbuat adil dan mampu menempatkan mereka pada kedudukan yang wajar. Dan jangan berdiam diri dari nahi munkar padahal kita mampu mencegahnya.

Tingkatan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar yaitu:
• Mula-mula memberi tahu.
• Kemudian memberi nasehat.
• Lalu ucapan yang agak keras
• Dan memaksa menghilangkan kemunkaran

Dari yang keempat tingkat ini bagi masyarakat terhadap penguasa hanya dua cara yakni memberi tahu dan nasehat.


Jangan gila pengaruh, harta dan kekuasaan bahkan hati orang mukmin harus membencinya dan janganlah ingin mengerjakannya kecualu karena kebutuhan menurut hukum syara’ bukan atas kepentingan pribadi atau karena keadaan darurat (memaksa).

Imam Syafi’i RA berkata:
“barang siapa mencari kedudukan sebagai pemimpin padahal belum waktunya, maka kedudukan itu lari darinya dan barang siapa yang tidak menginginkannya padahal berkemampuan maka kedudukan itu mengikutinya.”

Semoga bermanfaat sobat..
Sumber : kitab sullamun taufiq

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak dan sesuai dengan pembahasan