Ahmad Moeslim

Berbagi tentang Ilmu pengetahuan Agama Islam dan Pengetahuan Umum

Saturday, May 20, 2017

Kesombongan hanya akan merusak segalanya


Assalamu’alaikum...
Hai sobat Nurul Huda kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman teman saya yang mana pengalaman ini berkaitan dengan Akhlak dan Semangat meraih prestasi sob. Silahkan dibaca sobat..

namaku Ren (samaran) ini adalah pengalaman pribadiku sendiri. Ketika SD kelas 1 s/d kelas 6 aku selalu mendapatkan peringkat 1 dikelas. Disitulah rasa merasa lebih dari orang lain muncul (sombong) ku harap sobat jangan meniru hal ini. Ku tak berpikir bahwa masih ada yang lebih tinggi dari padaku ya di atas langit masih ada langit.. memasuki SMP ketika ditanya oleh seorang guru “siapa yang di SDnya mendapatkan juara kelas?” dengan begitu bangganya diriku mengacungkan tangan. Disitulah awal mulanya prestasiku menurun.

Akhir semester 1 kelas 7 ku lihat rapotku hanya memperoleh peringkat ke-4 saja. Mulailah saat itu aku berpikir apakah ini akibatnya sombong padahal diriku sudah berusaha semaksimal mungkin. Setelah kejadian itu aku berusaha menghilangkan sifat ini dari diriku dan Alhamdulillah sedikit demi sedikit hilang. Dan semester 2 peringkatku naik yakni ke-2. Aku masih berpikir ini mungkin hikmahnya menghilangkan kesombongan yang ada dalam diriku. Kelas 8 Alhamdulillah meningkat menjadi ke-1 dua semester berturut-turut. Kelas 9 turun kembali mungkin semester 1 peringkat ke-2 karena persaingan yang begitu ketat dengan teman dan aku juga memakluminya karena memang temanku orang yang mendapatkan peringkat ke-2 Umum yakni peringkat dari seluruh kelas.

Aku berpikir dan terus berpikir. Pada saat waktu-waktu memasuki UN ku berpikir aku harus mendapatkan Nilai UN yang memuaskan. Aku harus membuktikan prestasiku yang dulu biarlah prestasi di kelasku turun tapi yang terpenting prestasi di luar kelas. Ya pada saat bimbel disitulah diriku bersungguh-sungguh. Dan memasuki UN disitulah waktunya refresh otak karena aku adalah tipe orang yang kalo malemnya belajar besoknya Ujian pasti apa yang sudah diingat di otak akan terbolak-balik jadi sistem belajarku ya seperti itu yakni belajar jauh-jauh hari pas hari H waktunya refresh otak. Oke lanjutkan lagi ceritanya. Nah selama 4 hari gak pernh belajar sama sekali. Tapi Alhamdulillah mengerjakan Ujian dengan lancar.


Waktu terus berjalan pengumuman kelulusanpun tiba. Ketika diumumkan bahwa aku mendapatkan Nilai terbesar ke-2 disitulah aku bersyukur bahwa usaha maksimal selama ini tidak sia-sia. Kemudian aku memutuskan untuk melanjutkan ke Pondok Pesantren dan bersekolah di MA. Ketika di Pesantren liat anak santri, subhanallah.. disitulah diriku merasa belum ada apa-apanya sifat sombong yang dulu tidak muncul lagi. Waktu berjalan semangatku mulai melemah mungkin faktor teman juga. Ya teman-temanku tak ada motivasi untuk sekolah tapi tinggi motivasi untuk belajar di pesantren. Prestasi sekolah pun menurun tapi masih masuk jajaran 10 besar.. ketika kelas 11 motivasi belajar bangkit kembali peringkat meningkat kembali yakni ke-2 selama 2 semester..

Memasuki kelas 12 persaingan mulai ketat juga.. aku berkata dalam hatiku “ini adalah sebuah tantangan” semester 1 aku menempati peringkat ke-3.. Usaha dan Doa aku maksimalkan memasuki semester 2.. seperti telah dijelaskan diatas memasuki UN sistem belajar yang dulu kembali diterapkan diitambah dengan Shalat tahajud, hajat dan shalat Dhuha. Dan Alhamdulillah Nilai UN tertinggi di Sekolahan. Perpisahanan dilaksanakan dan disebutkan bahwa 10 terbaik di sekolahan harus maju ke depan panggung, hati mulai dag dig dug.. deretan nama-nama yang disebutkan sudah ke-4 dan masih belum disebut juga namaku.. mulai was-was, dan pada akhirnya aku memperoleh terbaik ke-2 Alhamdulillah.

#kesimpulannya
Janganlah ada rasa sombong dihati kita karena hanya akan merusak semuanya. Hilangkanlah rasa sombong itu dari diri kita dan jangan lupa tetap semangat dalam belajar terus berusaha dan berdoa jangan pernah berheenti berdoa. Usaha dan doa akan sebanding dengan hasilnya. Kemudian prestasi di dalam kelas bukanlah tolak ukur kepintaran seseorang tapi kepintaran seseorang diukur dengan menerpakan Ilmu yamg didapatkan di masyarakat.

Itulah sobat cerita pengalaman teman saya semoga memotivasi kita semua 😊


No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak dan sesuai dengan pembahasan